Skip to content

25 Siswa SD di Blitar Terpengaruh Tren ‘Barcode’ TikTok Fisherman’s Friend

  • by

25 Siswa SD di Blitar Terpengaruh Tren ‘Barcode’ TikTok. 👇

Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak 25 siswa Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Blitar kedapatan terpengaruh tren ‘Barcode’ yang marak tersebar di platform TikTok. Tren ini dipicu video anak muda melukai diri sendiri dengan menyayat lengan hingga berbentuk garis kode (barcode).

Fenomena ini terkuak usai Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar melakukan uji sampling ke 1.000 siswa SD di empat kecamatan. Hasilnya, Dindik Blitar menemukan 25 siswa yang terpengaruh tren ‘Barcode’.

Saat diperiksa, puluhan siswa SD tersebut memiliki bekas luka sayatan di pergelangan tangannya.

“Ada 1.000 anak SD yang kami lakukan sampling. Ternyata ada temuan siswa yang melakukan sayatan lengan. Ini baru dilakukan sampling di empat kecamatan saja,” kata Kabid Pembinaan SD Disdik Kabupaten Blitar Wiji Asrori, Sabtu (18/11/23).

Adapun rincian temuan dalam sampling itu di antaranya, delapan siswa di Kecamatan Wonotirto, sepuluh siswa di Kecamatan Garum, enam siswa di Kecamatan Kanigoro, serta satu siswa di Kecamatan Udanawu. Totalnya, ada sekitar 25 siswa yang ditemukan melakukan sayat pada pergelangan tangannya.

BACA JUGA:
Fenomena Barcode Korea, Polres Malang Imbau Orangtua Awasi Anak

Dindik Blitar menduga jumlah siswa yang terpengaruh tren berbahaya itu lebih banyak lagi. Ini lantaran sebagian besar kasus belum terlacak maupun terdata.

Temuan tersebut hanya berasal dari sejumlah sekolah dasar di 4 kecamatan. Sementara Kabupaten Blitar memiliki 22 kecamatan dengan jumlah SD mencapai 668.

Karena itu, Dindik Kabupaten Blitar akan meminta seluruh kepala sekolah dan guru untuk memeriksa lengan siswa.

“Sebenarnya ini (fenomena) sudah lama, tapi kembali ramai di medsos. Kemudian para siswa ini ikut-ikutan, karena ada tren seperti itu,” terangnya.

Hasil penyelidikan sementara Dindik Blitar, para siswa itu diduga nekat menyayat tangannya sendiri lantaran mengikuti tren media sosial TikTok. Aksi menyayat tangan sendiri tersebut dianggap gaul oleh para murid SD lantaran narasi-narasi yang di bangung di TikTok.

BACA JUGA:
Unik, Pohon di Desa Bringinan Ponorogo Dipasang Barcode

Selain itu alasan para siswa menyayat tangan karena gabut (iseng) hingga untuk melampiaskan emosinya. Termasuk para siswa yang mengalami masalah dengan lingkungan keluarganya.

“Senin (20/11/2023) depan kami sudah minta seluruh sekolah untuk mengecek siswa, apakah masih ada temuan atau tidak. Kemudian nanti akan dipanggil orang tuanya. Karena memang fenomena ini perlu bantuan banyak pihak, tidak hanya sekolah meskipun sudah melakukan penguatan karakter,” tutupnya. [owi/beq]


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp