Skip to content

Anies: Kalau Nasdem Pikirkan Survei, Bukan Saya yang Jadi Capres Fisherman’s Friend

  • by

Anies: Kalau Nasdem Pikirkan Survei, Bukan Saya yang Jadi Capres. 👇

Jember (beritajatim.com) – Anies Baswedan memuji keberanian Partai Nasional Demokrat yang memilihnya menjadi kandidat presiden tanpa mempertimbangkan hasil survei. Nasdem memilih Anies berdasarkan rekam jejak selama memimpin DKI Jakarta sebagai gubernur.

Dalam acara pertemuan dengan relawan Haji Charles Meikyansah (HCM) di ballroom Hotel Bandung Permai, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (29/10/2023), Anies menceritakan bagaimana selama memimpin DKI selalu menjadi sasaran kritik. “Kritiknya sebenarnya tidak banyak, namun daya gaungnya cukup besar,” katanya.

Metro TV milik Ketua Umum Nasdem Surya Paloh adalah satu di antara sejumlah media yang selalu menghujani kebijakan Anies dengan kritik. Saat Pemilihan Gubernur DKI 2017, Nasdem mendukung Basuki Tjahaja Purnama.

Kendati Metro TV menjadi pengkritik utama pemerintah DKI, ternyata diam-diam Surya Paloh memerintahkan Nasdem untuk menilai kinerja Anies untuk kemungkinan dicalonkan menjadi kandidat presiden. Hasilnya, Nasdem melihat potensi pada diri Anies.

“Mereka sampai pada kesimpulan: bahwa kita harus melakukan perubahan. Kita harus membuat Indonesia lebih baik, dan mereka menyimpulkan: coba kita mencalonkan bukan sekadar yang angka surveinya tinggi, tapi yang bisa bergerak sama-sama untuk bekerja menghadirkan perubahan dan keadilan,” kata Anies.

“Kalau Partai Nasdem memikirkan angka survei, barangkali bukan Anies yang diambil. Itu jalan paling gampang: cari yang angka surveinya paling tinggi. Kalau dilihat survei-survei, (Anies) bukan yang paling tinggi. Pak Surya Paloh bilang: kita sudah cukup, mengusulkan yang sekadar angkanya tinggi. Sekarang kita mau bekerja untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Anies.

Anies melihat kepercayaan Nasdem terhadapnya luar biasa. Apalagi ternyata setelah Anies dideklarasikan jadi kandidat presiden, Nasdem menghadapi sejumlah kesulitan. “Semua tamu yang biasa datang, tidak pernah datang lagi ke Nasdem,” katanya.

“Pertanyaannya kenapa ikhtiar perubahan dimusuhi. Bukankah ikhtiar perubahan itu baik? Bukankah ikhtiar untuk membuat Indonesia lebih adil itu baik? Di sini letak pertanyaan dasar yang harus kita jawab. Negeri ini memiliki kekayaan luar biasa, dan kekayaan itu selama ini negeri ini tidak dirasakan banyak orang, dirasakan sekelompok orang. Bagi sekelompok orang itu, kata perubahan artinya: kehilangan kendali,” kata Anies.

“Kata perubahan itu artinya, kami tidak bisa menguasai apa yang selama ini kami kuasai. Sementara kita mengatakan ini adalah negeri milik seluruh rakyat. Ini bukan negeri milik sekelompok orang. Biarkan kekayaan negeri ini dirasakan setiap anak bangsa di seluruh penjuru Indonesia,” kata Anies.

Anies mengajak pendukungnya untuk berjuang. “Akankah kita membiarkan ketimpangan ini jalan terus? Karena itu harus diubah, dan itu artinya kita harus berjuang bersama-sama. Partai Nasdem sudah memulai. Empar bulan kemudian, bulan Februari, PKS ikut dalam barisan,” katanya.

“Partai Nasdem berjalan sendirian empat bulan tanpa siapa-siapa dan selalu dihantui opini nanti di ujung tidak jadi daftar. Segala macam kabar digaungkan, sampai banyak orang khawatir: ini jalan atau tidak ya. Alhamdulillah kapal ini utuh dan berlayar untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Anies.

Kelak sejarah akan menilai peristiwa politik dan langkah Nasdem saat ini. “Ketika Indonesia berada di persimpangan jalan: ada yang ingin melanggengkan kekuasaan, ada yang berusaha ingin mengubah aturan ini dan itu, pada saat bersamaan ada yang mengikhtiarkan petani hidup lebih sejahtera, ada yang mengikhtiarkan peternak hidup lebihb sejahtera, kebutuhan pokok terjangkau. Gelombang ini sedang bertumbukan, Kita memilih gelombang rakyat kebanyakan,,” kata Anies. [wir]


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp