Asal Usul Desa Sukorejo Gresik dan Inspirasinya Kedepan. 👇
Gresik (beritajatim.com) – Asal usul Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, dimulai tahun 1984 akhir. Dimana saat itu, warganya yang merupakan asal Desa Pojok Pesisir, Kecamatan Gresik Kota, harus melakukan ‘Bedol Desa’ atau pemindahan seluruh warga ke tempat lain.
Semula Desa Pojok Pesisir berada tepat di tengah-tengah perusahaan BUMN Petrokimia Gresik. Seiring adanya perluasan, mau tidak mau ribuan warga setempat dipindah ke tempat lain pada masa pemerintahan orde baru.
Nama Desa Sukorejo pun, usulan dari almarhum KH Syafik Djamhari seorang tokoh kharismatik yang saat itu mengikuti muktamar NU di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Safi’iyah di Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.
Arti nama Desa Sukorejo, dalam Bahasa Jawa suka bekerja, ramai, dan kebaikan. Setelah pindah dari Pojok Pesisir ke Sukorejo. Warga yang bedol desa sempat mengalami problematika. Sebab, warga yang dulunya bermata pencarian nelayan harus beradaptasi ke tempat yang baru.
“Ada pergesaran saat warga dipindah ke Desa Sukorejo. Yang dulunya nelayan saat ini berprofesi ke sektor lain. Sebelum dipindah 100 persen warga kami nelayan, sekarang tinggal 20 persen saja dari sekitar 1.900 kepala keluarga,” ujar Kepala Desa Sukorejo, Fathkur Rohman, Jumat (27/10/2023).
Dirinya menceritakan, dulu Desa Sukorejo tertinggal dengan desa lain. Pelan tapi pasti, perlahan-lahan desa ini berupaya sejajar dengan desa yang ada di wilayah Kecamatan Kebomas. Melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) pengelolaan kayu serbuk yang bekerja sama dengan perusahan di sekitar desa. Desa tersebut mulai mendapatkan pendapatan untuk menata dan membangun desanya.
“Dari pengelolaan Bumdes itu, pendapatan desa kami terus meningkat. Dulu belum ada balai nelayan sekarang sudah ada. Jalan-jalan serta penerangan tertata rapi. Kami juga memiliki gedung serba guna yang dimanfaatkan warga untuk melakukan rembugan,” tutur Fathkur.
Setelah 39 tahun, Desa Sukorejo yang dulunya tertinggal kini berhasil menorehkan prestasi. Bahkan, Polda Jawa Timur memberikan apresiasi sebagai desa tangguh saat terjadi covid-19. Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) juga memberikan hal yang sama.
Tak lupa juga PT Petrokimia Gresik ibarat pepatah ‘Kacang Tak Lupa Kulitnya’ BUMN ini terus mengawal pembangunan Desa Sukorejo untuk kedepannya. Salah satu yang diinisiasi perusahan plat merah itu adalah pengembangan hutan mangrove di bantaran Kali Lamong.
“Petrokimia Gresik membantu kami bukan sunnah tapi hukumnya wajib. Sebab, dalam sejarahnya warga rela bedol desa demi pengembangan pabrik. Alhamdulillah ada wujudnya yakni wisata mangrove,” ungkap Fatkhur yang sejak 2008 hingga sekarang menjadi kepala desa.
Selain itu lanjut dia, Petrokimia Gresik juga membantu pengembangan UMKM warga Desa Sukorejo melalui pelatihan maupun pengemasan produknya. Hal ini dilakukan agar kedepan ada UMKM yang bisa naik kelas sehingga warga setempat lebih berdaya lagi.
Sementara itu salah tokoh masyarakat Desa Sukorejo H.Nur Fikri (70) mengatakan saat ini desanya sudah maju dibanding dulu. Dirinya masih ingat saat pindah ke tempat yang baru. Daerah yang ditempati sekarang merupakan area tambak. Namun, sekarang sudah berubah. Banyak pendatang yang menjadi warga Desa Sukorejo. Ini karena desa ini diapit oleh sejumlah perusahaan. “Sekarang sudah maju dibanding dulu. Warga saat ini sebagian besar merupakan generasi ketiga. Saya berharap Desa Sukorejo kedepan lebih makmur lagi tapi jangan melupakan sejarahnya,” tutupnya. [dny/kun]
BACA JUGA: Seleksi PPPK di Gresik, 2.036 Pelamar Lolos Administrasi
—
Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp