Skip to content

Atasi Self Harm, Disdikpora Magetan Bakal Gelar Parenting di Sekolah  Fisherman’s Friend

  • by

Atasi Self Harm, Disdikpora Magetan Bakal Gelar Parenting di Sekolah . 👇

Magetan (beritajatim.com) – Guna mengatasi self harm, perlu kerjasama yang lebih intens antara sekolah dan orang tua. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Magetan Suwata mengatakan pihaknya bakal menggelar parenting di sekolah.

“Saya wajibkan sekolah untuk menggelar parenting. Jadi parenting ini acara berkala yang harus digelar untuk evaluasi terkait anak ini. Anak-anak ini bagaimana di rumah. Sehingga, orang tua juga merasa teringatkan jika sang anak perlu perhatian lebih,” kata Suwata, Rabu (1/11/2023).

Menurutnya, evaluasi ini perlu karena dalam 24 jam, siswa siswi lebih banyak di rumah ketimbang di sekolah. Sehingga, orang tua bisa lebih memantau anaknya utamanya ketika sudah saat pulang sekolah.

“Karena orang tua kadang juga sibuk sendiri. Sehingga, anak merasa kurang perhatian. Nah, dengan parenting ini harapannya bisa benar-benar memperhatikan kondisi anak, baik pihak sekolah dan orang tua,” lanjut mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Magetan itu.

Suwata mengatakan, mayoritas anak yang melakukan self harm karena ada masalah di rumah. Bisa karena kerap dimarahi orang tua, kedua orang tua bermasalah, serta dibandingkan dengan anak lain. “Meski ini perlu menunggu pemeriksaan lebih mendalam dari psikolog. Karena ada yang mengaku ikut-ikutan, ada juga yang karena ada masalah di rumah,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Screening self harm pada pelajar di Magetan terus dilakukan jajaran puskesmas. Tak hanya menyasar pelajar SD da SMP, pemeriksaan juga menyasar pelajar SMA sederajat, dan madrasah.

Hasil per tanggal 31 Okuober 2023, didapati ada 870 pelajar yang ditemukan sayatan tipis di lengan bawah. Sebanyak 701 diantaranya merupakan pelajar SMP yang duduk di kelas VII. Mayoritas, pelajar perempuan.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Magetan dr. Rohmat Hidayat. Rohmat menjelaskan, dari jumlah tersebut masih dipastikan kembali pelajar yang memang memiliki masalah yang dianggap berat. “Masih screening awal dari guru. Soal berat atau tidaknya harus diperiksa dulu oleh psikolog. Detilnya bisa tanya ke masing masing sekolah. Guru BK yang lebih memahami ya,” kata Rohmat, Rabu (1/11/2023).

Dari tahapan awal skrining, didapati jika mayoritas siswa hanya ikut-ikutan. Pun, tak memiliki masalah berat atau mengarah ke depresi. Hanya sebagian kecil pelajar yang memang menyayat kulit lengan karena memang benar-benar memiliki gangguan psikologis.

“Ada yang memang masalah ya ringan, ada yang berat. Yang ikut-ikutan ini yang banyak. Hanya saja kami.masih pastikan lagi jumlahnya berapa. Tentu harus dipilah-pilah,” lanjut Rohmat.

Upaya yang dilakukan pendampingan screening kejiwaan. Saat ini pemeriksaan belum mencakup semua sekolah, dan ini dilakukan bertahap. “Mudah mudahan tidak ada kasus serupa lagi,” pungkasnya. [fiq/kun]

BACA JUGA: Dinkes Magetan Dapati 870 Pelajar Pernah Lakukan Self Harm


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp