Skip to content

Kemarau Panjang, BMKG Sebut Kerawanan di 6 Sektor Fisherman’s Friend

  • by

Kemarau Panjang, BMKG Sebut Kerawanan di 6 Sektor. 👇

Surabaya (beritajatim.com) – Akibat dampak kemarau panjang yang terjadi beberapa bulan lamanya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada 6 kerawanan yang patut diwaspadai.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan dampak lanjutan dari kemarau panjang kombinasi El Nino dan IOD positif yang menjadi pemicu kekeringan di Indonesia.

Dampak lanjutan kemarau panjang tersebut mempengaruhi sejumlah sektor diantaranya pertanian, sumber daya air, kehutanan, perdagangan, energi, dan kesehatan.

Maka dari itu pemerintah di seluruh level diharapkan segera mengambil langkah mitigasi dan antisipasi terhadap dampak negatif yang terjadi.

BACA JUGA:Golkar Surabaya Terima Mahasiswa Unesa, Ajak Kawal Pemilu 2024

“Hingga Oktober dasarian II, 2023, El Nino moderate (+1.719) dan IOD positif (+2.014) masih bertahan. BMKG dan beberapa Pusat Iklim Dunia memprediksi El-Nino terus bertahan pada level moderat hingga periode Desember 2023-Januari-Februari 2024, sementara IOD Positif akan terus bertahan hingga akhir tahun 2023,” ungkap Dwikorita usai rapat bersama Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Republik Indonesia, baru-baru ini.

Dampak tersebut, lanjut Dwikorita, yaitu di sektor pertanian dimana prooduksi tanaman pangan terancam mengalami penurunan akibat terganggunya siklus masa tanam, gagal panen, kurangnya ketahanan jenis tanaman atau penyebaran hama yang aktif pada kondisi kering. Di sektor sumber daya air, situasi ini berakibat pada berkurangnya sumber daya air.

BACA JUGA:Eri Cahyadi Ancam Pecat ASN Bekingi RHU dan Hotel Tak Tertib

Tidak berhenti sampai disitu, tambah Dwikorita, di sektor perdagangan memicu lonjakan harga bahan pangan. Di sekor kehutanan mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.Di sektor energi, situasi tersebut menekan jumlah produksi energi yang bersumber dari PLTA.

“Sedangkan di sektor ketahanan meningkatkan risiko kesehatan berkaitan dengan sanitasi dan ketersediaan air bersih untuk di konsumsi dan kebersihan. Bagi daerah yang mengalami karhutla, kondisi ini juga dapat berakibat pada polusi udara dan memicu terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” imbuhnya. (Aje)


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp