Skip to content

Kolam Segaran Mojokerto Simbol Kekayaan Kerajaan Majapahit Fisherman’s Friend

  • by

Kolam Segaran Mojokerto Simbol Kekayaan Kerajaan Majapahit. 👇

Mojokerto (beritajatim.com) – Kolam Segaran merupakan salah satu dari 32 waduk atau kolam kuno Majapahit yang masih dapat disaksikan hingga sekarang ini. Letak Kolam Segaran berada di Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ini menjadi simbol kekayaan Kerajaan Majapahit.

Arkeolog Andi Muhammad Said dalam kanal Youtube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI mengatakan, di sisi selatan Kolam Segaran ada Balong Bunder dan Balong Dowo. “Banyak sekali sumber yang berkembang. Dulu digunakan Raja Majapahit untuk menjamu tamunya,” ungkapnya.

Saat para tamu selesai di acara hajat tersebut, menurut cerita di masyarakat seluruh perabotan perjamuaan dibuang ke Kolam Segaran. Seolah-olah memperlihatkan Raja Majapahit kaya raya, meskipun dari cerita di masyarakat nantinya perabotan tersebut akan kembali diambil saat sang tamu sudah pulang.

BACA JUGA:Pelajar Tewas Usai Kecelakaan dengan Pajero Sport di Jombang

Arkeolog Ismail Lutfi menjelaskan, banyak informasi yang dimuat dalam Negarakertagama, terkait sejumlah bangunan yang ada dalam lingkup Ibu Kota Majapahit. “Belum ditemukan sebutan atau kosakata terkait Kolam Segaran ini. Kita belum mendapatkan informasi tentang Segaran ini,” katanya.

Dugaan secara historis, lanjut Lutfi, saat Prapanca menuliskan Negarakertagama dimungkinkan Kolam Segaran belum dibangun. Termasuk di Pararaton karena fokus pada tokoh sentral yakni Ken Arok, Tumapel Singosari. Meski di bagian belakang Pararato disebutkan sejumlah tokoh Majapahit.

“Keberadaan Segaran ini menimbulkan tanda tanya terkait fungsinya. Walaupun kita bisa mengkaitkan bahwa ada sebuah penelitian yang menunjukan Trowulan ini, dulu ada kanal-kanal besar. Keberadaan Segaran kalau dikaitkan dengan kanal, yang diduga ada di Trowulan, namun perihal kanal itu sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya,” ujarnya.

Keberadaan dari Kolam Segaran dengan air yang melimpah dan tangga di sisi barat dimungkinkan ada gerakan orang dari barat turun ke bawah. Ada dugaan di dalam Kolam Segaran ada aktivitas yang dimungkin hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan pada masa Kerajaan Majapahit saja.

“Yang dekat dengan Segaran, di bagian tenggara ada Keraton dan Gapura Bajang Ratu. Di selatan ada Kedaton, artinya dalam konteks keruangan mungkin hal yang bisa diterima nalar bahwa kalangan bangsawan di sekitar sini membutuhkan area peristirahatan atau rekreasi dan datang ke Segaran ini,” tuturnya.

Dari hasil zonasi dan survey yang dilakukan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI didapatkan informasi di barat daya Kolam Segaran terdapat pemukiman kelompok sosial menengah ke atas. Di sebelah barat daya ada tempat yang masyarakat menyebutnya tempat untuk mengikat gajah.

“Ada batu andesit yang merupakan tiang batu yang menancam dalam, sampai sekarang masih ada sehingga layak dikatakan tempat menambatkan kendaraan gajah itu. Jika benar, ini mendukung jika bangsawan itu berekreasi ke Segaran dengan menggunakan kendaraan Gajah atau kereta itu,” urainya.

Dari data faktual, dalam Negarakertagama dijelaskan jika ada tiga pejabat yang mengatur agama di Kerajaan Majapahit. Yakni agama Budha, Siwa dan agama di luar Hindu-Budha. Diduga Islam sudah masuk ke Majapahit namun tidak disebutkan.

“Segaran ini membawa dampak positif bagi masyarakat di sekelilingnya, walaupun yang hadir di lingkungan Segaran itu tidak langsung jadi pengunjung Segaran tapi datang ke lingkungan Segaran, dimana ada daya tarik lain. Di sini ada kuliner, Sambel Wader,” paparnya.

Di sisi selatan Kolam Segaran, ada Balong Bunder dan Balong Dowo. Ketiganya saling berdekatan dan memiliki fungsi yang sama yakni menampung air. Namun bisa jadi keberadaan Balong Bunder dan Balong Dowo tidak setara dengan keberadaan Kolam Segaran.

“Karena Segaran dibuat dengan sengaja, sedangkan Balong Bunder dan Balong Dowo itu ada hal lain yang menyebabkan munculnya keduanya. Keberadaan Balong Bunder dan Balong Dowo juga bisa menjadi tolak ukur tentang adanya sumber daya air pada masa tertentu. Sebelah tenggara ada artefak potongan patung ikan,” lanjutnya.

Ada beberapa tafsiran terkait temuan artefak potongan patung ikan tersebut. Pertama, tokoh Jayanegara yang memiliki lencana atau penanda diri yakni ikan. Kedua, keberadaan ikan tersebut dikaitkan dengan awatara Wisnu yakni Wisnu menipis dalam bentuk ikan. Ketiga, adanya pemujaan sang hiyang iwak.

“Ini disebut dalam Prasasi Kusambian yang ditemukan di Jombang. Masa Hindu-Budha. Harapan dimasa depan mendapatkan data tambahan untuk membuat narasi tentang fungsi dan pertanggalan Segaran dalam rangka memberikan diskripsi lebih utuh tentang Ibu Kota Majapahit,” harapnya.

BACA JUGA:2 Pelaku Curanmor Digagalkan Warga Sukodono Sidoarjo

Menurut cerita rakyat, Kolam Segaran digunakan sebagai empat rekreasi dan menjamu tamu dari luar negeri. Diceritakan apabila perjamuan telah usai, maka peralatan perjamuan seperti piring, mangkuk, dan sendok yang terbuat dari emas dibuang di kolam untuk menunjukkan betapa kayanya Kerajaan Majapahit.

Namun berdasar adanya saluran keluar-masuk serta luasnya kolam diduga kolam mini dahulu difungsikan sebagai waduk atau penampung air. Sementara peneliti lain menyebutkan kolam tersebut dikaitkan juga kegunaannya sebagai penambah kelembaban atau kesejukan udara kota Majapahit.

Bangunan ini mencerminkan kemampuan Majapahit beradaptasi dengan lingkungannya. Para ahli memperkirakan Kolam Segaran adalah ‘telaga’ yang disebutkan dalam Negarakretagama Pupuh VII 5.3. Bentuk denah kolam empat persegi panjang.

Berukuran panjang 375 meter, lebar 125 meter, dinding kolam setinggi 3,16 meter, sementara lebarnya 1,6 meter. Kolam Segaran menghadap ke barat, sisi panjangnya berorientasi kea rah utara-selatan dengan azimuth 50 dan pintu masuk berada di sebelah barat.

Bahan bangunan kolam terbuat dari bata yang direkatkan satu sama lain dengan cara digosokkan tanpa menggunakan perekat. Pada bagian tenggara terdapat saluran yang mengalirkan airnya ke kolam, sementara pada bagian barat laut terdapat saluran pembuangan air.

Saluran ini berhubungan dengan Balong Bunder (Kolam Bulat) yang terletak di sebelah selatannya serta Balong Dowo (Kolam Panjang) yang terletak di depan Museum trowulan. Kolam Segaran ditemukan oleh Henry Mclain Pont, salah seorang pendiri Museum Trowulan pada tahun 1926.

BACA JUGA:Info Jadwal SIM Keliling Surabaya Tanggal 21 November 2023

Pada waktu ditemukan hampir seluruh bagian kolam tertutup tanah dan rerumputan seluas 65.448 meter persegi. Dinas Purbakala Pemerintah Hindia Belanda berhasil melakukan ekskavasi pada kolam tersebut sehingga struktur kolam dapat terlihat. Kolam Segaran dilakukan beberapa kali pemugaran. Pada tahun 1966 dilakukan pemugaran selama satu tahun.

Pemugaran selanjutnya dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Timur pada tahun 1975/1976 dan 1982/1983. Pada saat ini, Kolam Segaran berfungsi sebagai objek wisata sejarah. Selain menikmati peninggalan sejarah, pengunjung juga dapat berfoto, namun saat ini kondisinya mengering. (Tin/Aje)


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp