Petrokimia Gresik Suplai 36 Ribu Liter Green Surfactant ke Lapangan Walio Papua Barat. 👇
Gresik (beritajatim.com) – Anak usaha Pupuk Indonesia (persero), Petrokimia Gresik mensuplai 36 ribu liter Green Surfactant ke Lapangan Walio Papua Barat. Pengiriman bahan kimia tersebut, untuk mendukung optimalisasi produksi minyak bumi pada proyek injeksi ‘Huff dan Puff di Lapangan Walio.
Seperti diketahui, perusahaan BUMN yang ber-home based di Gresik itu satu-satunya industri kimia dalam negeri yang mampu menghasilkan Green Surfactant. Ada dua pabrik asam sulfat dengan kapasitas total 1.170.000 ton pertahun.
Salah satu produk intermediate dari pabrik tersebut adalah gas SO3 yang merupakan bahan baku Green Surfactant dengan jumlah yang melimpah dan kualitas yang stabil.
Pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik yang beroperasi sejak tahun 2020 memiliki kapasitas produksi sebesar 600 kiloter pertahun.
Saat ini pabrik tersebut telah melakukan banyak sekali improvement, sehingga produk Green Surfactant yang hasilkan jauh lebih stabil dan telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam IOR/EOR, atau sesuai dengan permintaan pasar.
“Kedepan, diproyeksikan pada tahun 2026 kapasitas produksi pabrik Green Surfactant Petrokimia Gresik dapat mencapai 5500 kiloliter pertahun,” ujar Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satryo Annurogo, Sabtu (28/10/2023).
Pengiriman Green Surfactant di Lapangan Walio dengan skema ‘No Cure No Pay’ dimulai pada bulan November 2023. Melalui kolaborasi ini produsen pupuk terlengkap itu bertugas menyuplai Green Surfactant sebanyak 36.000 liter. Selanjutnya Green Surfactant tersebut diformulasikan oleh PT Dunia Kimia Jaya dan diinjeksikan di lapangan oleh PT Enerproco Global Indonesia.
“Green Surfactant sebelum mengikuti proyek ini telah melewati beberapa tahapan uji coba yang dipersyaratkan, yaitu IFT 10-3 dan Windsor type III pada uji phase behavior serta dalam uji imbibisi, Green Surfactant mampu menghasilkan nilai recovery yang cukup menjanjikan,” tutur Dwi Satriyo.
Manfaat produk Green Surfactant tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, tetapi juga mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi. “Green Surfactant memiliki potensi pasar yang besar mengingat harganya lebih kompetitif dan lebih ramah lingkungan. Di sisi lain sumur migas di Indonesia juga sangat banyak,” pungkas Dwi Satryo. [dny/kun]
BACA JUGA: BUMN Petrokimia Gresik Dapat Apresiasi Penghargaan Gubernur Jawa Timur
—
Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp