Skip to content

Sarasehan di Mojokerto, BPOM Kenalkan Sorgum Alternatif Fisherman’s Friend

  • by

Sarasehan di Mojokerto, BPOM Kenalkan Sorgum Alternatif. 👇

Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah terus mendorong dilakukannya diversifikasi (penganekaragaman) pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

Secara langsung, Presiden Joko Widodo mendorong beberapa daerah untuk memproduksi tanaman sorgum di wilayah strategis dalam rangka ketahanan dan penyediaan pangan yang cukup bagi masyarakat.

Selain beras dan gandum, sorgum merupakan alternatif bahan pangan dengan kandungan karbohidrat rendah dan bebas gluten (gluten free) yang dapat dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum dinilai sangat baik untuk dibudidayakan sebagai bahan pangan alternatif pengganti nasi.

Sorgum mempunyai serat pangan dan zat besi yang tinggi sehingga dapat membantu pencegahan stunting dan mengurangi tingkat risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus dan obesitas. Beberapa wilayah strategis disiapkan untuk memproduksi sorgum dalam rangka mewujudkan ketahanan dan penyediaan pangan yang cukup bagi masyarakat Indonesia.

Pemanfaatan pangan alternatif melalui kegiatan budidaya sorgum yang diselaraskan dengan upaya jaminan keamanan, mutu, dan gizi pangan olahan berbahan dasar sorgum menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Namun hal tersebut diperlukan konvergensi program pengembangan.

Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan peta jalan produksi dan hilirisasi sorgum sebagai bentuk diversifikasi pangan. Namun diversifikasi pangan berbahan sorgum membutuhkan pengawalan terutama terhadap jaminan keamanan, mutu, dan gizi dari sisi hulu hingga ke hilir oleh semua pihak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito dalam Sarasehan Jaminan Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan Olahan Berbahan Dasar Sorgum di salah satu hotel di Kota Mojokerto, Kamis (2/11/2023). Sarasehan tersebut digelar dalam rangka World Food Day Tahun 2023.

“BPOM menginisiasi sarasehan untuk memadukan pengembangan dari hulu ke hilir diversifikasi sorgum sehingga sorgum tidak hanya dikonsumsi sebagai pangan segar namun juga dikonsumsi sebagai pangan olahan. Salah satu tujuan sarasehan ini adalah untuk membangun konvergensi program antar kementerian, dinas, serta pihak swasta,” ungkapnya.

Baca Juga: Pemkab Mojokerto Gelar Pengawasan dan Pengadilan Manajemen ASN

Untuk meningkatkan minat konsumsi masyarakat terhadap sorgum membutuhkan edukasi terkait kandungan gizi dan aneka ragam produk berbahan dasar sorgum. Pihaknya mengajak para pelaku usaha pangan olahan untuk memanfaatkan sorgum sebagai bahan baku pangan olahan dan BPOM siap untuk melakukan bimbingan teknis dan pendampingan.

“Pemerintah daerah menjadi kunci efektivitas pencegahan dan pemberantasan obat tradisional mengandung BKO (Bahan Kimia Obat). Kami mendorong pemerintah daerah lainnya untuk mengambil inspirasi serta mereplikasi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur sesuai konteks kedaerahan masing-masing sebagai upaya proaktif memberantas obat tradisional mengandung BKO,” katanya.

Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, di Kabupaten Mojokerto sorgum belum menjadi satu komoditi yang dikenal oleh masyarakat. “Karena belum dikenal sehingga otomatis belum dimanfaatkan tapi kita sama-sama tahu ini mempunyai satu potensi yang besar. Apalagi saat ini kita terdampak el-nino dan kita mengalami penurunan dalam ketersediaan air,” ujarnya.

Sehingga lanjut Bupati, hal tersebut menjadi pilihan dan solusi. Karena tamanan sorgum sangat irit air dan di sisi lain dalam satu kali tanam bisa tiga sampai empat kali panen. Sehingga tamanan sorgum banyak dibudidayakan di wilayah Indonesia timur karena tamanan sorgum bisa bertahan di daerah kering.

“Di Kabupaten Mojokerto sendiri, itu berarti ada di area-area persawahan kita yang terpetakan satu kali panen. Yakni daerah-daerah dengan kadar air rendah seperti daerah utara sungai. Daerah-daerah yang biasanya ditanami jagung, barang kali karena airnya kurang tidak ditanami. Itu sebetulnya sangat potensi,” jelasnya.

Sehingga daerah dengan kadar rendah dipetakan maka, tegas Bupati maka akan diketahui potensi di Kabupaten Mojokerto. Hal tersebut juga sebagai bagian dalam upaya pengetasan kemiskinan karena beberapa petani di Kabupaten Mojokerto bekerjasama dengan Perhutani untuk sewa lahan.

“Ini bisa ditanami sorgum. Karena irit air dan sekali tanam bisa tiga sampai empat kali panen. Di sisi lain, bisa dijadikan sumber energi yang indeks income-nya rendah, juga bisa menurunkan kadar gula darah. Sorgum pengganti nasi, sumber karbo yang kadar FE nya tinggi. Bisa untuk stunting juga,” tegasnya.

Namun yang utama budidaya tanaman sorgum lebih untuk peningkatan produktivitas tanah. Pasalnya menurutnya peluang yang paling cepat dalam produktivitas tamanan sorgum adalah ekonomi. Selain itu juga bisa menyerap tenaga kerja dari produk yang dihasilkan dari tanaman sorgum tersebut.

“Harapannya jika ini dijadikan pengganti nasi, sorgum yang dimakan. Karena kita belum bisa move on dari nasi, kalau itu bentuknya benar-benar seperti nasi yang punel, yang bisa dimakan dengan sambel baru keren. Masalahnya kita baru lihat,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, BPOM menandatangani nota kesepahaman dengan dua Pondok Pesantren (Ponpes) yaitu Ponpes Amanatul Ummah di Mojokerto dan Rabithah Ma’ahid Islamiyyah Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) di Yogyakarta. Kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan Santripreneur di ponpes.

Pada kegiatan yang sama, BPOM juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) yang telah memiliki kebijakan dan program penanganan obat tradisional mengandung BKO. Komitmen Pemprov Jatim tersebut telah dituangkan melalui  Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 tahun 2020 tentang Perlindungan Obat Tradisional.

Dalam sarasehan tersebut menghadirkan beberapa narasumber dari BPOM, perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, perwakilan dari PT Dirgantara Indonesia, Akademisi dari Universitas Pasundan, akademisi Universitas Teknologi Sepuluh Nopember serta perwakilan dari PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebagai orang tua angkat usaha mikro kecil pangan olahan. [tin/ted]


Ikuti kami di 👉https://bit.ly/392voLE
#beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp